Ketika kamu berusia 1 tahun, mama dengan kesabaran memandikan dan memberikamu makan, sabagai balasannya kamu menangis sepanjang hari.
Ketika kamu berusia 2 tahun, mama dengan penuh cinta membimbingmu berjalan, sebagai balasannya kamu berlari ketika ia memanggilmu.
Ketika kamu berusia 3 tahun, mama dengan penuh kasih membuatkan makanan paling enak untukmu, sebagai balasanya kamu hempaskan piring itu ke tanah.
Ketika kamu berusia 4 tahun, mama dengan sayang memeberimu crayon untuk menggambar, sebagai balasanya kamu mencoret-coret dinding diseluruh rumah.
Ketika kamu berusia 6 tahun, mama dengan rajin mengantarmu ke sekolah, sebagai balasannya kamu berteriak,”aku tidak mau sekolah!”.
Ketika kamu berusia 9 tahun, mama membayar uang les pianomu, sebagai balasannya kamu malas berlatih.
Ketika kamu berusia 11 tahun, mama mengajakmu dan teman-temanmu nonton di bioskop, sebagai balasannya kamu minta dia duduk di baris terpisah.
Ketika kamu berusia 12 tahun, mama melarangmu untuk menonton acara tertentu di TV, sebagai balasannya kamu mengharapkannya cepat-cepat pergi.
Ketika kamu berusia 13 tahun, mama menyarankan model rambut yang cocok untukmu, sebagai balasannya kamu mengatakan tidak tahu mode.
Ketika kamu berusia 15 tahun, mama mengharapkan mendapatkan pelukan sepulang kerja, sebagai balasannya kamu mengunci kamar tidurmu.
Ketika kamu berusia 18 tahun, mama menangis terharu pada wisuda SMA-mu, sebagai balasannya kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai subuh.
Ketika kamu berusia 19 tahun, mama membayar uang kuliahmu dan mengantarmu ke universitasmu, sebagai balasannya kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar tidak terlihat teman-temanmu.
Ketika kamu berusia 20 tahun, mama menanyakan apakah kamu sudah punya pacar, kamu menjawab dengan ketus bahwa itu bukan urusanmu.
Ketika kamu berusai 21 tahun, mama mengusulkan karir yang cocok untukmu, kamu mengatakan bahwa kamu tidak mau seperti dirinya.
Ketika kamu berusia 22 tahun, mama memelukmu dengan bangga pada hari wisudamu, kamu berterima kasih dengan meminta mama membiayai perjalananmu keliling eropa.
Ketika kamu berusia 23 tahun, dia memberikan furniture untuk apartemen pertamamu, kamu mengatakan bahwa pemberianya jelek.
Ketika kamu berusa 24 tahun, mama beertanya padamu dan tunanganmu apakah sudah punya rencana masa depan, kamu berterima kasih dengan menggerutu “aduh ma, tidak usah Tanya itu!!”.
Ketika kamu berusia 27 tahun, mama membantu membiayai pesta pernikahanmu, sebagai balasanya kamu memulai hidup baru ditempat yang jauhnya lebih dari 500 km.
Ketika kamu berusia 30 tahun, dia membagi pengalaman tentang mengurus bayi, kamu mengatakan bahwa cara itu sudah kuno.
Ketika kamu berusia 40 tahun, mama menelpon untuk mengingat ulang tahun seorang kerabat, kamu mengatakan bahwa kamu sibuk dan tidak punya waktu.
Ketika kamu berusia 50 tahun, mama mulai sakit-sakitan dan mengharapkan kamu dapat mengurusnya, kamu mengeluh panjang lebar bahwa kamu juga sibuk dengan istrimu, anak-anak dan pekerjaanmu.
Dan suatu hari, tanpa kamu sadari mama telah meninggal. Dan kamu menyesali untuk segala hal yang tidak pernah kamu lakukan untuknya.
“jika ibu masih ada, jangan pernah lupa untuk mencintainya melebihi apapun…dan jika ia sudah meninggal, ingatlah akan kasih sayangnya yang tanpa syarat dan bagikanlah pada orang yang kau kasihi. Ingatlah selalu untuk mencintai ibumu, karena kamu hanya punya satu orang ibu seumur hidupmu”