Sabtu, 13 Oktober 2012

KERA TUNG PEI, SANG PANGLIMA KERA

 KERA TUNG PEI, SANG PANGLIMA KERA



Legenda Panglima kera TongBei
Pada jaman Musim Semi & Musim Gugur, hiduplah seekor kera ajaib bernama Yuan Gong (Yuan Hong). Mengapa disebut ajaib? Maklum kera ini bukan hanya bisa berpikir & berbicara seperti manusia namun jg sangat menyukai ilmu beladiri.

Sudah banyak pendekar tangguh yg ditantang & dikalahkannya, hingga suatu hari dy mendengar ttg seorang gadis jago pedang dari negri Yue yg konon tak terkalahkan, Yuan Gong pun jadi penasaran & segera pergi kenegri Yue untuk menantangnya.

Tak disangka sigadis ternyata dapat mengalahkannya dg sangat mudah, hingga sikera menyadari ilmunya masih cetek & mengangkat sigadis sbg gurunya.

Tak lama kemudian pecah perang antara negri Yue & negri Wu (negrinya Sun Tzu) dan sigadis jago pedang ditunjuk sebagai pelatih pasukan negri Yue.
Selama peperangan, YuanGong mengikuti gurunya maju kemedan perang memababati musuh2nya, sehingga orang2 menjulukinya sebagai "panglima kera TongBei" (TongBei berarti lengan panjang, sesuai dg ukuran lengan Yuan Gong yg memang panajang)
Setelah peperangan usai & negri Yue menang, perdana mentri Yue hendak memberi penghargaan pada sigadis & keranya itu, siapa tahu keduanya telah raib entah kemana....

Menurut desas desus, sang gadis adl jelmaan dewi Jiu Tian Xuan Nu (alias dewi Athena nya bangsa China) yg sengaja turun kedunia untuk menolong negri Yue. Adapun sikera kemudian disembah dg sebutan panglima kera TongBei & dibuatkan patungnya

Lalu bagaimana nasib TongBei YuanHou sebenarnya? Rupanya sikera ini mengikuti gurunya kelangit & disana dy diajari bermacam2 ilmu kesaktian seperti memindahkan matahari & bulan serta menyusutkan gunung ....

TongBei dalam novel Jouney To The West yg asli
Kera Tung pei memang tidak pernah benar2 muncul dalam novel Journey to the West, namun namanya sampat disebut sekilas dalam ahir cerita kera berterlinga 6..
Disitu Budha RuLai menerangkan bahwa didunia ini ada 4 jenis kera ajaib, yaitu
1. Kera batu (Sun GoKong)
2. Kera bertelinga enam (Liu er mi/kera Lok Yi) yg muncul sbg salah satu antagonis dinovel
3. Kera tung Pei (TongBei YuanHou), memiliki kesaktian yg bisa memindahkan matahari & bulan serta menyusutkan gunung
4. Kera Ma merah, memahami yin & yang & berumur panjang


Novel ttg sang panglima kera
Bila Sun GoKong memiliki novel berjudul Journey to the West, maka Yuan Gong (alias panglima kera TongBei) inipun memiliki novelnya sendiri yg berjudul Ping Yao Zhuan (The Sorcerer Revolt), novel ini ditulis oleh Feng MengLong (salah satu penulis paling produktif dari dinasti Ming) & Luo GuanZhong (penulis SamKok)
Kalo agan2 mau baca ebooknya bisa klik link dibawah ini

Si Raksasa Makhluk Pemakan Daging Manusia yang Menjadi Sadar

      ALAVAKA
      Si Raksasa Makhluk Pemakan Daging Manusia yang Menjadi Sadar
          Alavaka, yang tinggal di dekat kota Alavi, adalah pemakan daging manusia. Karena begitu galak, berkuasa, dan liciknya maka ia dikenal sebagai “si Raksasa”. Suatu hari, raja negeri Alavi pergi berburu rusa di hutan dan ia ditangkap oleh Alavaka. Sang Raja memohon agar ia dilepaskan, tetapi sebagai ganti dari kebebasannya itu ia harus mengirim satu orang setiap hari ke hutan sebagai persembahan untuk Alavaka. Setiap hari seorang tahanan dikirim ke dalam hutan dengan membawa sepiring nasi. Dikatakan bahwa untuk mendapatkan kebebasannya, tahanan itu harus pergi ke pohon tertentu, menaruh nasi di sana dan kemudian dia dapat bebas. Pada mulanya banyak tahanan yang dengan sukarela melaksanakan tugas yang ‘sederhana’ itu. Tetapi setelah waktu berlalu dan tak seorang pun yang kembali untuk menceritakan apa yang telah terjadi kepada tahanan lainnya, para tahanan harus dipaksa setiap hari untuk pergi ke hutan.
          Segera saja penjara menjadi kosong. Bagaimana sekarang cara raja memenuhi janjinya untuk mengirimkan seorang manusia setiap hari untuk santapan raksasa tersebut? Para menteri mengusulkan kepada raja agar meletakkan bungkusan-bungkusan berisi emas di jalanan. Mereka yang ditemukan mengambil bungkusan tersbut akan ditangkap pencuri dan dikirim kepada Alavaka. Lama-kelamaan, tak seorang pun berani mengambil bungkusan-bungkusan itu. Akhirnya usaha terakhirnya dalah raja mulai menangkap anak-anak untuk dijadikan persembahan. Permasalahan yang menakutkan ini menyebabkan kota tersebut menjadi sepi. Akhirnya hanya tinggal satu orang anak laki-laki dan ia adalah putra Sang Raja. Dengan berat hati, sang Raja memerintahkan agar sang Pangeran dikirim ke Alavaka keesokan paginya.
          Hari itu, Sang Buddha kebetulan berada di dekat kota itu. Ketika Beliau memantau dunia ini dengan mata batinNya pagi itu, Beliau melihat apa yang sedang terjadi. Karena rasa belas kasihNya kepada sang Raja, sang Pangeran, dan Alavaka, Sang Buddha seharian melakukan perjalanan pergi ke goa tempat raksasa tersebut dan pada malam harinya Beliau tiba di pintu gerbang goa tersebut. Si Raksasa sedang pergi ke gunung, dan Sang Buddha menanyakan penjaga gerbang apakah Beliau dapat bermalam di goa itu. Ketika penjaga gerbang pergi untuk memberitahukan tuannya tentang permintaan ini, Sang Buddha masuk ke dalam goa, duduk di tempat duduk si Raksasa dan membabarkan Dhamma kepada para istri raksasa tersebut.
          Ketika si Raksasa mendengar apa yang telah terjadi dari pembantunya, dia segera pulang ke rumah dengan sangat marah. Dengan kekuatan maha dasyatnya, dia menciptakan badai yang hebat dengan goncangan dan petir di hutan itu disertai guntur, kilat, angin, dan hujan. Tetapi Sang Buddha tidak takut. Alavaka kemudian menyerang Sang Buddha dengan melempar tombaknya menghantam Sang Buddha, tetapi sebelum senjata itu dapat menyentuh Beliau, tombak-tombak itu jatuh di dekat kaki Sang Buddha. Karena tidak dapat menakut-nakuti Sang Buddha, Alavaka bertanya :
       “Benarkah tindakan Anda, seorang manusia suci, masuk dan duduk di antara para istri pemilik rumah ketika pemiliknya sedang tidak di tempat?” Sang Buddha lalu bangkit dan akan meninggalkan goa itu.
          Alavaka berpikir, “Betapa bodohnya saya membuang-buang tenaga dengan mencoba menakut-nakuti pertapa ini”. Karena itu dia meminta Sang Buddha masuk ke dalam goa lagi. Si Raksasa memerintahkan Sang Buddha tiga kali untuk keluar dari goa dan tiga kali untuk masuk ke dalam goa dengan harapan di dapat membunuh Sang Buddha untuk meninggalkan goa tersebut untuk keempat kalinya, Sang Buddha menolak melakukannya dan berkata : “Saya tidak akan mematuhi perintahmu, Alavaka. Lakukan apa saja yang dapat kamu lakukan tapi Saya akan tetap tinggal di sini”.
          Karena tidak sanggup memaksa Sang Buddha melakukan apa yang diinginkan, Alavaka mengubah taktiknya dan berkata, “Saya akan menanyaimu beberapa pertanyaan. Jika engkau tidak dapat menjawabnya saya akan mengoyak jantungmu, membunuhmu, dan melemparkanmu ke seberang sungai”. Sang Buddha berkata kepadanya dengan tenang, “Tak ada seseorang pun, Alavaka, apakah ia seorang manusia atau dewa, pertapa, brahma atau brahmana, yang dapat melakukan hal itu terhadapKu. Tetapi jika engkau ingin menanyakan sesuatu, silakan lakukan”.
          Alavaka menanyakan beberapa pertanyaan yang dia pelajari dari orang tuanya yang juga mendapatkannya secara turun-temurun. Dia telah lupa pada jawabannya, tetapi dia harus melestarikan jawaban-jawaban tersebut dengan menuliskannya di atas daun emas.
          Pertanyaan tersebut adalah :
       “Apakah kekayaan terbesar bagi seorang manusia?"
      "Apakah yang dapat memberikan kebahagiaan tertinggi ketika seseorang menguasainya dengan baik?"
      "Apakah rasa termanis dari semua rasa?"
      "Jalan kehidupan mana yang terbaik?"
          Sang Buddha menjawab :
       “Kekayaan terbesar bagi seorang manusia adalah keyakinan. Doktrin/ajaran yang benar bila dikuasai dengan baik akan memberikan kebahagiaan tertinggi. Rasa yang paling manis adalah rasa kebenaran. Hidup yang bijaksana adalah cara hidup yang sepatutnya”.
          Alavaka  menanyakan beberapa pertanyaan lagi yang semuanya dijawab oleh Sang Buddha. Pertanyaan yang terakhir adalah :
       “Ketika meninggalkan dunia ini untuk menuju ke dunia/alam berikutnya, bagaimana agar seseorang itu tidak bersedih?”
          Jawaban Sang Buddha adalah :
       “Ia yang memiliki empat kebajikan ini - kebenaran, moral yang baik, keberanian, dan kemurahan hat maka kesedihan tidak akan ada ketika ia harus meninggal dunia”.
       Karena mengerti arti dari kata-kata Sang Buddha, Alavaka berkata, “Sekarang saya tahu apa rahasia dari kesejahteraan masa depanku. Adalah demi kesejahteraan dan kebaikan diriku, Sang Buddha datang ke Alavi”, Alavaka bersujud kepada Sang Buddha dan memohon agar ia diterima sebagai murid.
          Keesokan paginya ketika para petugas kerajaan Alavi datang bersama dengan putra raja, mereka terpana melihat pemandangan di mana Sang Buddha sedang membabarkan Dhamma kepada Alavaka yang mendengarkan khotbah itu dengan penuh perhatian. Ketika anak itu dituntun ke arah Alavaka, Alavaka merasa malu pada dirinya sendiri untuk menerima anak itu sebagai persembahan raja. Dan sebaliknya dia membelai kepala anak itu, menciumnya dan menuntunnya kembali kepada para petugas. Setelah itu Sang Buddha memberkati anak itu dan Alavaka.
       Tentu saja, perubahan dari Alavaka sang pemakan daging manusia, menunjukkan bagaimana Sang Buddha, dengan kebijaksanaan dan welas asihNya yang besar, dapat menjinakkan makhluk yang ganas serta mengubahnya menjadi murid yang lembut.
       

Seorang hartawan yang menjadi miskin

Anathapindika
(Seorang hartawan yang menjadi miskin)
 
      Anathapindika adalah pendana Vihara Jetavana yang didirikan dengan biaya lima puluh empat crores. Ia tidak hanya dermawan tetapi juga benar-benar berbakti kepada Sang Buddha. Dia pergi ke vihara Jetavana dan memberikan penghormatan kepada Sang Buddha tiga kali sehari. Pada pagi hari dia membawa bubur nasi, siang hari dia amembawa beberapa macam makanan yang pantas atau obat-obatan dan pada malam hari dia membawa bunga dan dupa.
      Setelah beberapa lama Anathapindika menjadi menjadi miskin, tetapi sebagai orang yang telah mencapai tingkat kesucian Sotapana, bathinnya tidak tergucang dengan kemiskinannya, dan dia terus melakukan perbuatan rutinnya setiap hari yaitu berdana. Suatu malam, satu makhluk halus penjaga pintu rumah Anathapindika menampakkan diri dalam ujud manusia menemui Anathapindika, dan berkata: “Saya adalah penjaga pintu rumahmu, kamu telah memberikan kekayaanmu kepada Samana Gotama tanpa memikirkan masa depanmu. Hal itulah yang menyebabkan kamu miskin sekarang. Oleh karena itu kamu seharusnya tidak memberikan dana lagi kepada Samana Gotama dan kamu seharusnya memperhatikan urusanmu sendiri sehingga menjadi kaya kembali.”
      Anathapindika menghalau penjaga pintu tersebut keluar dari rumahnya. Karena Anathapindika sudah mencapai tingkat kesucian sotapanna, mahluk halus penjaga pintu tersebut tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Dia pun pergi meninggalkan rumah tersebut, dia tidak mempunyai tempat tujuan pergi dan ingin kembali ke rumah Anathapindika, tetapi dia takut pada Anathapindika jadi dia mendekati Raja Sakka, raja para dewa.
      Sakka memberi saran kepadanya, pertama dia harus berbuat baik kepada Anathapindika dan setelah itu meminta maaf kepadanya. Kemudian Sakka melanjutkan, “Ada kira-kira delapan belas crores yang dipinjam oleh beberapa pedangan yang belum dikembalikan kepada Anathapindika; delapan belas crores lainnya disembunyikannya oleh lelulur (nenek moyang) Anathapindika, dan lainnya yang buka milik siapa-siapa yang dikuburkan di tempat tertentu. Pergi dan kumpulkanlah semua kekayaan ini dengan kemampuan bathin luar biasamu, penuhilah ruangan-ruangan Anathapindika. Setelah melakukan itu, kamu boleh meminta maaf padanya.”
      Mahluk halus penjaga pintu tersebut melakukan petunjuk Sakka, dan Anathapindika kembali menjadi kaya. Ketika mahluk halus penjaga pintu memberi tahu Anathapindika mengenai keterangan dan petunjuk yang diberikan oleh Sakka, perihal pengumpulan kekayaannya dari dalam bumi, dari dasar samudera, dan dari peminjam-peminjamnya. Anathapindika terkesan dengan perasaan kagum kemudian Anathapindika membawa mahluk halus penjaga pintu tersebut menghadap Sang Buddha.
      Kepada mereka berdua, Sang Buddha berkata, “Seseorang tidak akan menikmati keuntungan dari perbuatan baiknya, atau menderita akubat dari perbuatan jahat untuk selamanya; tetapi akan tibalah waktunya kapan perbuatan baik atau buruknya berbuah dan menjadi matang.”
      Mahluk halus penjaga pintu rumah itu mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah mendengar kotbah Dhamma tersebut berakhir.
      Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik selama buah perbuatan jahatnyabelum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk.Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk selama buah peerbuatan bajiknya belum masak’ tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak; ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik
      (Dhammapada 119 & 120)

Sabtu, 21 April 2012

ER LANG SHEN, DEWA PERKASA BERMATA TIGA

Asal usul
Sejak dulu sudah diputuskan bahwa manusia & dewa berbeda sehingga dilarang menjadi suami istri. Namun adik ke9 kaisar langit yg bernama Yao Ji justru melanggarnya & menikah dg seorang pelajar bernama Yang TianYou hingga dikaruniai 3 orang anak yaitu Yang Jiao, Yang Jian yg memiliki mata ketiga dikeningnya & Yang Chan. Kehidupan mereka sangat harmonis sampai pasukan langit datang kerumah mereka untuk menangkap Yao Ji & memenjarakannya dibawah gunung Tao Hua

Belasan tahun kemudian...
Nampak seorang pemuda bermata tiga berdiri dikaki gunung TaoHua sambil menggengam sebilah kapak pusaka ditangannya.

Sejurus kemudian....KRAAKKOOOOMM!!! BROOM! BOOM! Terdengarlah suara ledakan yg sangat memekakan telinga disertrai gempa bumi & tanah longsor seiring terbelahnya gunung TaoHua dihantam kapak sipemuda.

"Ibuuu, bagaimana keadaanmu? aku rindu sekali padamu!" teriak sipemuda sambil berlari menghampiri seorang wanita yg duduk bersila ditengah retakan gunung itu.

"Yang Jian kaukah itu? Ooh kau sudah besar nak, Ibu benar2 tidak akan mengenalimu lagi kalau bukan karena mata ketigamu itu. Bagaimana keadaan ayah & saudara2mu" jawab siwanita yg tidak lain adl Yao Ji.

"Ayah dan kakak pertama sudah wafat dibunuh pasukan langit, hanya aku dan adik ke3 saja yg selamat. jawab Yang Jian sedih.Yao Ji pun langsung shock & menangis sesenggukan mengethui nasib suami & putra pertamanya.

Setelah bisa menenangkan dirinya Yao Ji lalu berkata "bagaimana kau bisa jadi sesakti ini nak, jangan2 kau berguru pada iblis jahanam demi menolong ibu?".

"Tenang saja bu, seputus asa apapun aku tidak akan pernah berhubungan dg aliran sesat, guruku adl pendeta Yu Ding dari Guan Jiang Kou" jawab Yang Jian. Mendengar jawaban petranya, Yao Ji pun menajdi tenang karena mengetahui pendeta Yu Ding sebagai salah 1 dari 12 pertapa suci murid YuanShi TianZhun (1).

"Ayo bu, sekarang kita pergi menemui adik ketiga yg sedang bertapa diHuaShan, dy pasti senang sekali bertemu dengamu".

Yao Ji baru saja hendak mengiyakan permintaan putranya itu ketika tiba2 mersakan firasat buruk sehingga dypun berkata "Baiklah nak, tp sekarang ibu sangat haus jadi tolong ambilkan ibu air dulu ya...".

Setelah Yang Jian pergi untuk mencari air, Yao Ji membalikan badanya & berkata 'Dy sudah pergi, kalian boleh melakukannya sekarang" Sekonyong2 terdengarlah suara misterius "Baiklah tuan putri & terimakasih atas pengertian anda, percayalah kami melakukan ini semata2 karena diperintah oleh kaisar langit"

Beberapa saat kemudaian Yang Jian kembali membawa air, namun betapa terkejutnya ia ketika mendapati ibunya sudah mati gosong terbakar. Baru saja dy hendak menangis sambil memeleuk jasad ibunya kertika tiba2 dy menyadari bahwa matahari hari lebih terik & silau daripada biaanya. Dypun mendongak keatas & melihat 10 dewa matahari berjejer disana.

"Apakah ini perbuatan kalian" tanya Yang Jian yg sudah mulai bisa menebak apa yg terjadi.

"benar kami diutus kaisar langit untuk membunuh adik peremupannya, namun bersyukurlah karena kami akan melepaskanmu sesuai permintaan terahir ibumu!!" jawab kesepuluh matahari dg angker.

"Omong kosong, justru akulah yg tidak akan melepaskan kalian!" teriak Yang Jian seraya melesat kearah 10 matahari.

Swiiing! Swess! Cres! Dalam waktu singkat saja Yang Jian sudah berhasil membabat matahari ke1, 2 3 dan dilanjutakn dg matahari ke4 & 5 yg jg menjadi korban keganasannyaMenyadari ketangguhan pemuda itu, 5 dewa matahari yg tersisa tidak berani main2 & segera mengeluarkan formasi pamungkasnya untuk membakar Yang Jian. Namun rupanya formasi itupun tak mampu menghentikan amukan Yang Jian, sehingga matahri ke 6,7,8 & 9 ahhirnya tewas jg tertebas kapaknya pemuda yg sedang kesetanan itu. Tidak puas hanya sekedar membunuh & mencincang mayatnya, Yang Jian kemudian mengangkat sebuah bukit untuk menindih mayat mereka (2)

Kini tinggal 1 matahari tersisa yg langsung lari terbirit2 karena tidak mau jadi korban berikutnya, namun mana mau Yang Jian melepaskannya & terus mengejarnya. Setelah berkejar2an selama berhari2, simatahari terahirpun kehabisan nafas & ahirnya jatuh terjerembab dilaut barat.

Saat dy sudah pasrah menunggu kapak Yang Jian menggorok lehernya tiba2 terdengarlah sebuah teriakan "TAHAN!" diikuti munculnya sekelebat bayangan yg menamengi dirinya.

"Jangan ikut campur nona, ini sama sekali bukan urusanmu!" bentak Yang Jian pada sipenghadang yg ternyata adl wanita cantik.

"Tuan muda Yang, aku adl putri ketiga Raja Naga Laut Barat, ketika matahri jatuh kelaut tadi menyebabkan airnya mendidih sehingga aku menanyakan apa yg terjadi pada dewa tanah" jawab putri naga .

'Baguslah kalau kau sudah tahu masalahnya, sekarang cepat minggir & biarkan aku mencincang jahanam ini!".

"Aku memahami perasaanmu & mungkin aku jg akan bertindak sepertimu bila berada dalam posisimu. Tp pikirkanlah, ibumu tak akan hidup lagi meskipun kau membunuhnya, sebaliknya kehidupan manusia dibumi akan terancam bila tak ada matahari yg menyinarinya. Coba bayangkan berapa banyak anak yg akan kehilangan ibunya bila hal itu terjadi"

Yang Jian terdiam mendengar argumen sang putri yg masuk akal, setelah merenung sebentar dypun menurunkan kapaknya & membiarkan sang dewa matahari pergi.

Baru saja simatahri pergi, tiba2 Yang Jian jatuh pingsan tepat dipangkuan sang putri naga (maklumlah dy sebenarny sudah sangat kelelahan setelah mengejar matahari berhari2). Sang putri jadi kikuk setengah mati & tidak tahu harus berbuat apa. Namun karena dy tak tega meninggalkan pemuda tampan itu pingsan sendirian disitu, maka dypun membiarkan Yang jian tidur dipangkuannya.Ahirnya timbullah benih2 cinta diantara Yang Jian & putri naga, sehingga merekapun menikah.

Belakangan kaisar langit meenyesali kekejamannya terhadap adiknya & berusaha menebus kesalahannya dg mengangkat Yang Jian dan adiknya menjadi dewa. Yang Jian diangkat sebagai dewa penegak hukum langit bergelar dewa ErLang, sementara Yang Chan diangkat sbg dewi penunggu gunung HuaShan bergerlar Shan ShengMu. Namun karena Er Lang belum bisa memaafkan pamannya, sehingga dy menolak tinggal dikayangan & memutuskan untuk menetap dikota GuanJiang Kou saja (& itulah alasan mengapa saat Sun GoKong mengacau kayangan dewa ErLang tidak ada dilangit & harus dipanggil dulu dari GuanJiang Kou)

catatan
(1) YuanSi TianZun adl salah satu dari 3 dewa tertinggi dalam Taoisme
(2) Bukti ini masih ada sampai sekarang & menjadi obyek wisata


Para pengikut Erlang
Dalam berbagai film, Erlang umumnya hanya ditemani oleh anjing setianya saja yg bernama Xiao Tian Quan (anjing langit), padahal dy masih punya banyak pengikut setia lainnya, yaitu
-6 bersaudara dari MeiShan, mereka berenam angkat saudara dg Er lang saat ErLang hendak membunuh naga jahat yg menyebabkan banjir. nama mereka adl Kang, Yao, Li, Zhang, Guo Shen, Zhi Jian
-Putri ke3 laut barat, istri tercintanya
-Bocah emas & perak, mereka adl 2 siluman kecil yg diangkat menjadi murid olehYang Jian dalam kisah Feng Shen
-Selain itu Er Lang jg memelihara seekor anjing langit, elang & kuda putih.

Senjata & kesaktian
-Tombak bermata tiga, dalam novel FengShen tombak ini adl pemberian murid Er Lang yg bernam bocah emas & perak, namun dalam versi lain ada jg yg bilang tombak ini merupakan penjelmaan naga jahat bertanduk 3 yg ditklukan ErLang
-Kapak sakti, kapak ini adl senjata pertama yg dimiliki Yang Jiian & dipakainya untuk memebelah gunung Tao
-Busur sakti, dipakai Er lang untuk memanah sepasang burung Hong jahat dari Zhong Luo
-Mata langit, mata ketiga yg ada dijidatnya ini berfungsi untuk melihat siluman, memebedakan yg asli-palsu dan bisa jg menembakan proyektil untuk menyerang musuh2nya
-Ilmu 72/73 perubahan, meungkinkannya untuk berubah jadi apapun yg dy mau.

Evoulusi cerita
Diperkirakan dewa ErLang pertama kali dikenal pada dinasti Han, namun saat itu dy bukanlah dewa penegak hukum langit melainkan dewa pencegah banjir. Nama aslinya jg bukan Yang jian melainkan Li ErLang, putra seorang pejabat yg berhasil membunuh seekor naga jahat yg suka menyebabkan banjir.
Pada dinasti Tang identitas dewa ErLang berubah lagi, kali ini nama aslinya adl Zhao Yu, seorang pendeta sakti yg membunuh naga jahat penyebab bajir selama dinasti Shui
Ahirnya pada diansti Song, seorang kasim bermarga Yang berhasil menyelamtkan selir kesayangan kaisar saat hendak diperkosa dikuil dewa ErLang & dari situlah kemudian muncul desas desus bahwa kasim Yang adl jelamaan dewa Er Lang & dewa ErLang sebenarnya bermarga Yang (Yang Jian)
Er Lang dalam berbagai legenda
-FengShen YanYi (Creation of God)
Disini ErLang muda dieprintahkan gurunya untuk membantu pasukan raja wu yg sedang memerangi raja Zhou
-Journey to the west
Dalam kisah ini ErLang berduel & ahirnya berhasil menringkus sikera nakal Sun GoKong
-Lotus Lantern
Dongeng ini mengisahkan ttg ErLang yg menindih adiknya dibawah gunung HuaShan, belakngan keponakannya yg bernama Chen Xiang mengalahkan Er Lang & membebaskan ibunya.
-8 dewa
setelah dikalahkan Chen Xiang, Er Lang jadi uring2an & sering melampiaskan kekesalannya pada anjingnya, sehingga membuat sianjing melarikan diri kedunia & membuat onar. Ahrinya ErLang & anjingya itu didamaikan oleh 8 dewa
-Strange Tales Liao Zhai
Ayah Xu FangPing yg tidak berdosa diseret keneraka & disiksa habis2an gara2 pejabat neraka sudah disuap almarhum tetangganya (yg merupakan musuh bebuyutan ayah Xu selama hidupnya). Xu Fangping kemudian mengadukan hal ini pada Er lang yg langsung pergi kenerka untuk menyelamatkan tuan Xu & sekaligus menghukum pejabat2 neraka yg korup

Kamis, 19 April 2012

TONGTIAN JIAOZHU, PEMIMPIN AGUNG PARA SILUMAN


Pendahuluan
Saat alam semesta baru saja terbentuk , tersebutlah 3 orang sesepuh dewata yaitu YuanShi TianZun, TaiShang LaoJun & TongTian JiaoZhu yg membagi Taoisme menjadi 2 aliran, yaitu;

-Aliran pegunungan (Chan) yg dipimpin oleh YuanSi TianZun & TaiShang LaoJun.
Pengikut dari aliran ini berasal dari orang2 suci yg mayoritas berwatak welas asih, sabar & suka menolong. (dewa2 macam Er Lang, Nacha, dewa petir, dewa pagoda dsb tergabung dalam aliran ini)

-Aliran kepulauan (Jie) yg dipimpin TongTian JiaoZhu.
Berkebalikan dg aliran pegunungan yg dihuni oleh orang2 suci, aliran kepulauan justru diisi oleh siluman2, baik yg berasal dari hewan, tumbuhan ato bahakan benda mati yg berwatak arogan, egois, pencemburu & gemar mengumbar hawa nafsu (1).

Karena sifatnya yg sangat bertolak belakang itulah kedua aliran ini tidak pernah akur & sering bentrok diberbagai kesempatan


Pertempuran para dewa
(disarikan dari novel FengShen YanYi bab 76-78 & 82-84)

Raja Zhou (Hokkian; Tiu Ong) dari dinasti Shang adl tiran terkejam dalam sejarah China yg terkenal suka menindas rakyat. Karena tidak tahan lagi dg kekejamannya maka rakyatpun ahirnya memberontak dibawah pimpinanan raja Wu (Hokkian; Bu Ong). Dalam peperangan itu pasukan raja Wu mendapat bantuan dari para dewa & calon dewa dari aliran Chan, sementara pasukan dinasti Shang didukung oleh para siluman2 dari aliran Jie. Karena dewa2 aliran Chan berada dipihak yg benar maka mereka selalu menang & mengalahkan murid2 aliran Jie.

Setelah melalui perjuangan yg panjang & melelahkan pasukan raja Wu yg dipimpin Jiang ZiYa (Hokkian; Kiang Cu Gee) sudah semakin dekat dg ibukota dinasti Shang, namun sesampainya dilintasan Jie Pai perjalanan mereka terpaksa terhenti karena dihadang oleh kabut merah yg sarat dg kekuatan jahat.

Dari balik kabut muncullah sesososk pertapa tua yg nampak sangat agung & berwibawa. "Salam paman guru, saya beserta seluruh murid2 aliran Chan memberi hormat pada paman" kata Jiang ZiYa sambil membungkuk hormat pada sang pertapa yg ternyata adl TongTian JiaoZhu, mahaguru dari aliran Jie.

"Hmmm, bagus kau masih mengenalku sebagai paman gurumu, tapi kenapa kalian seenaknya membunuhi murid2 aliran kami heh?" saut TongTian ketus.

"Sejak dulu guru selalu mengajari kami untuk menghormati aliran paman, sayang ada beberapa murid paman yg membela raja Zhou sehingga.......".

"Sehingga kalian boleh seenaknya membantai mereka karena aliran kalian aliran putih sementara aliranku inialiran sesat, begitu? bentak TongTian memotong kalimat JianZiya. "Sudah tidak perlu munafik lagi, dari dulu aku sudah tahu kalian memang selalu meremehkanku, tp CUKUP SAMPAI DISINI!" lanjutnya sambil mengibaskan tangannya menyibak kabut merah yg menutupi lintasan JiePai. Sekonyong2 nampaklah sebuah benteng pertahanan yg sangat kokoh & angker dilengakpi dg 4 pedang pusaka dikeempat gerbangnya.

"Yg ada dihadapan kalian adl Jiu Xian Zhen (formasi pemusnah dewata) ciptaanku & bila kalian ingin pergi keibukota Shang maka harus melewatinya dulu. Tapi kuperingatkan formasiku ini sangat sempurna & tidak punya kelemahan, sehingga tanggung sendiri akibatnya kalau kalian berani menerobosnya!" tantang sang mahaguru.

Melihat keangkeran Jiu Xian Zhen para dewa alrian Chan keder jg, apalagi merekapun mahfum dg kehebatan ilmu paman gurunya itu sehingga tidak berani bertindak sembarangan. Tiba2 muncullah seberkas sinar keemasn yg sangat indah dilangit disertai munculnya dua mahaguru aliran Chan yaitu YuanShi TianZun & TaiShang LaoJun.

"Hahaha adik TongTian kenapa kau galak sekali, lihat anak2 itu sampai ketakutan begitu. Bila kau memang ingin bermain2 bagaimana bila aku saja yg melayanimu" kata LaoJun santai seraya menggiring kerbaunya memasuki Jiu Xian Zhen. Begitu LaoJun tiba digerbang utama dy langsung disambut oleh pedang pusaka yg terbang menghujam kearahnya, namun sekonyong2 muncullah pagoda emas yg melindungi tubuh Lao Jun sehingga dypun dapat melewati Jiu Xian Zhen dg selamat tanpa terluka sedikitun.

"Nah bagaimana? Nampaknya formasi pemusnah dewamu itu tidak begitu hebat jg ya?" kata LaoJun meledek.

"Puih jangan melucu Li Er (2), kau baru melewati 1 gerbang & masih ada 3 yg tersisa! Kita lihat saja bagaimana kau mengatasi sisanya" saut TongTian geram.

"Wah masih ada 3 lagi? Aduh adik, tega benar kau pada kakek tua ini.... untunglah aku membawa beebrapa teman untuk membantuku" jawab LaoJun ringan seraya menunjuk 2 orang biksu India disampingnya yg bernama JieYin (3) & ZhunTi

Kini Tongtian baru sadar akan kehadiran Jie Yin & Zhun Ti yg merupakan mahaguru tertinggi Budhisme kala itu (4). "Mau apa kalian para biksu kesini, bukannya baik2 membaca sutra malah ikut campur urusan orang lain" gerutu TongTian.

Dengan tenang JieYn pun menjawabnya"Amithaba, kami para biksu memang biasanya menghindari kekerasan, sayangnya formasi pemusnah dewamu itu terlalu membahayakan umat manusia sehingga kami terpaksa ikut campur, apalagi LaoJun & YuanShi TianZun sudah berbaik hati mengijinkan kami menyebarkan Budhisme diTiongkok, sehingga kamipun harus membalas budi mereka".

"Terserah! Tapi jangan katakan aku menindas agama kalian bila kalian berdua tewas oleh formasiku" balas TongTian ketus.

Tanpa dikomando lagi keempat mahaguru; TaiShang LaoJun, YuanShi TianZun, Jie Yin & Zhun Ti segera memasuki Jiu Xian Zhen yg langsung disambut oleh keempat pedang pusaka & berbagai jebakan maut lainnya. Namun rupanya kedahsyatan Jiu Xian Zhen tidak ada apanya dibanding kesaktian 4 mahaguru ini sehingga dalam waktu singkat saja benteng pemusnah dewa itupun berhasil dijebol juga.

Melihat formasi kebanggaannya hancur lebur membuat TongTian sangat malu & murka sehinga dypun segera menggempur keempat mahaguru itu dg ganasnya. TongTian JiaoZhu sebenarnya memiliki kesaktian yg hampir tidak ada bandingannya didunia ini, tp karena pertarungan ini sangat tidak adil (4 lawan 1) sehingga lama2 dypun keteteran jg & ahirnya melarikan diri....

Setelah musnahnya Jiu Xian Zhen para dewa aliran Chan bernapas lega & mengira tidak akan ada lagi gangguan dari TongTian & murid2nya, saipa tahu sesampainya di lintasan mereka kembali menjumpai sebuah formasi iblis yg bahkan lebih angker dari Jiu Xian Zhen. "Aduuuuuh mau apa lagi sih kakek tua itu, apa dy belum puas dihajar sampai lari terkencing2 seperti dulu" gerutu NeZha kesal.

Tidak lama kemudain datanglah utusan TongTian yg memberitahu bahwa formasi itu bernama Wan Xian Zhen (formasi pembantai puluhan ribu dewa) & para dewa aliran Chan diundang memasukinya untuk beradu ilmu. Berbeda dg sebelumnya, pertempuran kali ini bukan hanya melibatkan para mahaguru tp jg mengadu murid2 senior dari kedua aliran, rincian singkat jalannya pertempuran adl sebagai berikut;

-Siluman kura2 berjanggut emas (aliran Jie) mengalahkan Guang Cheng Zi & Chi Jing Zi (aliran Chan) tp dy balik dikalahkan oleh Zhun Ti
-Siluman singa biru & gajah putih (Jie)ditaklukan dewa Wen Shu & Pu Xian (Chan), kedua siluman itu kemudian dijadikan tunggangan kedua dewa itu
-Jin Gong Xian (Jie) ditaklukan CiHang DaShi (Chan)
Setelah menaklukan ketiga siluman atas petunjuk JieYin. Wen Shu, Pu Xian & CiHang DaShi memutuskan pindah keagama Budha & menjadi Bodhisatwa Manjusri, Samanthabrada & Kwan Im.
-GuLing ShengMu (Jie) mati dihisap ratusan nyamuk yg emnhisap darahnya
-JinLing SheMu yg merupakan tangankanan TongTian membunuh putri pertama kaisar langit yg bernama putri LongJi & suaminya, para dewa aliran Chan kemudian mengeroyok JinLing ShengMu yg ahirnya tewas ditangan pertapa Ran Deng (5)
-28 dewa rasi bintang (Jie) dibantai habis oleh murid2 aliran Chan

Melihat gugurnya murid2nya membuat TongTian jadi mata gelap & hendak menggunakan bendera saktinya untuk memusnahkan para dewaaliran Chan, beruntung senjata pemunah masal itu sudah dicuri & disembunyikan oleh dewa kuping panjang (mantan murid TongTian yg membelot kealiran Chan). Mengetahui pengikutnya sudah hampir habis & senjatanya jg sudah tidak ada membuat TongTian kehilangan semangat bertempurnya sehingga ahirnya dapat diringkus dan dibawa pergi untuk disuruh bertapa kembali oleh gurunya yg bernama HongJun LaoRen.

(1) Meskipun sering digambarkan jahat dilegenda2 namun dalam Taoisme yg sebenarnya aliran Jie bukanlah aliran sesat
(2) TongTian senang memanggil TaiShang LaoJun dg sebutan LiEr
(3) Jie Yin konon merupakan cikal bakal/reinkarnasi sebelumnya dari Budha RuLai
(4) Dalam sejarah yg sebenarnya belum ada Budhisme pada dinasti Shang
(5) Pertapa Ran Deng adl guru dari dewa pagoda Li Jing

TongTian & murid2nya dalam legenda FengShen
TongTian JiaoZhu dalam legenda2 lain
Selain dalam novel Feng Shen Bang, TongTian jg sering muncul sebagai antagonis dalam legenda2 lainnya. Misalnya dalam cerita 8 dewa TongTian murka karena murid kesayagannya yg bernama siluman kerang berpindah kealiran Chan. TongTian kemudian membuat kekacauan dihari pengagnkatan siluman kerang menjadi dewi, tp kemabli berhasil ditaklukan oleh TaiShang LaoJun & dewa2 lain. selain itu TongTian jg muncul dalam novel jendral DiQing (seorang jendral kenamaan dr dinasti Song), disini TongTian kembali meneggelar formasi iblisnya untuk mencelakai jendral DiQing yg didukung dewa2 aliran Chan.