Ada umat yang bertanya: “Kwan Im Pho Sat sebetulnya pria atau wanita ???” Ada yang menjawab Kwan Im Pho Sat sebenarnya pria. Namun banyak juga yang menjawab Kwan Im Pho Sat adalah wanita.
Sebenarnya tingkat kesucian Bodhisatva telah berada di atas perbedaan
bentuk : pria – wanita, tua – muda, cantik – jelek, kaya – miskin,
mulia – hina, dan sebagainya. Dengan kata lain tingkat kesucian
Bodhisatva telah menghilangkan perbedaan wujud pria atau wanita.
Bodhisatva bisa menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi / keadaan.
Seorang Bodhisatva bisa berubah wujud menjadi sesuatu yang sesuai dengan
sebab jodoh orang yang memohon pertolongan kepadanya.
Maka Kwan Im Pho Sat bisa berwujud pria, bisa juga berwujud wanita.
Semua ini berdasarkan kebutuhan umat manusia yang membutuhkan
pertolongannya.
Jauh sebelum agama Buddha disebarkan dari India ke Tiongkok, di
Tiongkok Kuno sudah ada kepercayaan kepada seorang Dewi yang welas asih
dengan penampilan memakai jubah putih. Pada waktu memasuki Tiongkok pada
masa Dinasti Han [ 206 SM – 220 M ), agama Buddha memperkenalkan
Bodhisatva Avalokitesvara – 觀自在菩薩 Guan Zi Zai Pu Sa (kemudian dikenal sebagai Kwan Im Pho Sat) sebagai pria.
Mulai zaman Dinasti Tang [ 618 – 907 M ], Kwan Im ditampilkan sebagai
wanita. Mungkin ini terpengaruh ajaran Konfusianisme yang telah berurat
akar dalam sistem sosial masyarakat pada saat itu. Mereka menganggap
tidak layak kalau wanita memohon anak dari seorang Dewata pria. Bagi
para umatnya, hal itu dianggap sebagai kehendak dari Kwan Im sendiri
untuk mewujudkan dirinya sebagai wanita, agar beliau dapat leluasa
dengan kaum wanita yang banyak memohon bantuannya.
Nampaknya perubahan ini terjadi secara perlahan-lahan. Mula-mula Kwan
Im ditampilkan sebagai pasangan Avalokitesvara (seperti halnya
Dewa-dewa dari India yang selalu berpasangan). Lambat laun oleh para
penganutnya di Tiongkok, Dewata pria Avalokitesvara mulai dilupakan.
Pada abad ke-12 Masehi, Kwan Im telah dipuja tersendiri sebagai Dewata
yang khas Tiongkok, begitu pula Dewata-dewata Buddhis lainnya.
Sebelum masuknya Buddhis ke Tiongkok, kaum wanita di sana telah
banyak menghormati para Dewi dari Taoisme yang mereka panggil dengan
sebutan 娘娘 Niang Niang {Hok Kian = Nio Nio }, sebagai
tempat mereka memohon perlindungan, keselamatan & keturunan. Oleh
karena itu ketika muncul Guan Yin, mereka menyebutnya dengan panggilan
Niang Niang pula. Sebutan 觀音菩薩 Guan Yin Pu Sa {Hok Kian = Kwan Im Pho Sat} yang sepenuhnya bersifat Buddhisme, di kalangan rakyat Tiongkok akhirnya terkenal dengan sebutan 觀音娘娘 Guan Yin Niang Niang {Kwan Im Nio Nio}.
Tidak hanya sampai di situ, kaum Taois-pun akhirnya ikut pula
menghormati, bahkan menempatkannya sejajar dengan Dewi mereka, yaitu
天后聖母 Tian Hou Sheng Mu (Tian Shang Sheng Mu). Nama Taois untuk Guan Yin adalah 慈航道人 Ci Hang Dao Ren {Cu Hang To Jin} yang berarti Dewa Penyelamat Pelayaran.
Demikianlah Guan Yin memperoleh kepopuleran yang jauh melebihi Dewata
Buddhisme yang tertinggi – Sakyamuni Buddha, walaupun dalam banyak
kelenteng & wihara, Buddha Sakyamuni duduk di altar yang paling
terhormat.
E.T.C. Werner dalam bukunya Myths and Legends of China
menyebut Dewi Kwan Im sebagai Buddhist Saviour atau Dewi Penyelamat
dari Buddhis. Kutipan dari buku tersebut tentang kepercayaan rakyat
kepada Dewi Kwan Im adalah sebagai berikut:
Ia disebut Guan Yin karena ia mau mendengarkan ratapan dari dunia
& turun memberikan pertolongan. Ia memperoleh sebutan Buddha yang
mengusir rasa takut. Jika nama Guan Yin disebut di tengah kobaran api,
maka api tak akan dapat membakar. Jika namanya disebut di tengah
hempasan ombak yang setinggi gunung, maka air tersebut akan menjadi
dangkal. Apabila seorang awak perahu yang tengah dihantam gelombang
besar menyebut nama Guan Yin yang Maha Penyayang, maka ia akan selamat
sampai tujuan. Di tengah-tengah gemerincingan pedang & tombak di
medan perang, apabila menyebut nama Guan Yin akan luputlah ia dari maut.
Jika ada iblis yang merasuki ke dalam dirimu, sebutlah nama Guan Yin,
maka anda akan memperoleh kedamaian & ketenangan bathin.
Napsu amarah & kebencian akan sirna kalau nama beliau
diucapkan. Seorang yang menderita penyakit ingatan akan pulih kembali
kalau berdoa dengan penuh ketulusan kepada Guan Yin. Guan Yin yang Maha
Pengasih & Penyayang akan memberikan anak bagi para ibu yang
mendambakannya, seorang putra yang tampan & seorang putri yang
cantik. Seorang yang menyebutkan nama-nama dari 6.200.000 Buddha atau
jumlah yang banyak laksana pasir Sungai Gangga, sama nilainya dengan
orang lain yang hanya mengucapkan nama Guan Yin sekali
saja. Guan Yin dapat muncul dalam wujud Buddha, Pangeran, Bikkhu,
Pelajar, Nenek tua, dan lain-lain. Beliau dapat pergi ke negara mana
saja, membabarkan ajaran suci ke berbagai penjuru dunia.
Demikianlah seorang Dewi Welas Asih yang Asli Tiongkok menyatu dengan
Avalokitesvara, jadilah Dewata Buddhis khas Tiongkok, bahkan ciri-ciri
ke-India-annya hilang sama sekali. Kisah Putri Miao Shan (Biao Sian)
dalam kisah Lam Hai Kwan Im Cwan Thwan amat dikenal dalam
Buddhisme Tiongkok, dan telah menyatu dalam sanubari orang-orang
Tionghoa. Kisah Putri Miao Shan yang amat berbakti kepada orangtua ini
merupakan cerminan dari kisah Sang Buddha Gautama, di mana beliau
meninggalkan keduniawian menjadi pertapa dan sempurna di Gunung Pu To Shan.
Figure Kwan Im yang dekat dengan segala lapisan masyarakat membuatnya
amat termashur bahkan melebihi Sang Buddha Gautama sendiri. Dalam
perujudannya sebagai Chien Chiu Kwan Im (Kwan Im Tangan Seribu)
beliau secara Esotoris seolah-olah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
sanggup mengabulkan semua permohonan umatnya.
Kwan Im Hut Co dikenal luas sebagai Dewi Welas Asih, yang dipuja
tidak hanya di kalangan Buddhis saja, tapi juga di kalangan umat Taoisme
dan semua lapisan masyarakat awam di pelbagai negara terutama di benua
Asia.
Coba kita perhatikan, di setiap kelenteng atau wihara, siapapun yang menjadi Tuan Rumah–nya, misalnya玄壇公 Xian Tan Gong {Hian Than Kong}; 地藏王 Di Zang Wang {Te Cong Ong}; 媽祖 / 天后聖母 Ma Zhu / Tian Hou Sheng Mu {Ma Co / Thien Hou Sing Bo}; 關聖帝君 / 關公 Guan Sheng Di Jun / Guan Gong {Kwan Seng Te Kun / Kwan Kong}; 清元真君 Qing Yuan Zhen Jun {Ceng Guan Ceng Kun};
dan lain-lain, pasti di dalam kelenteng tersebut ada sebuah altar
khusus untuk menghormati Kwan Im Hut Co ! Mengapa bisa demikian ? Ini
karena Maha Cinta Kasih & Maha Karuna (大慈大悲) beliau. Maka beliau
disebut Guan Shi Yin. Bahkan Dunia Barat pun mengenal Dewi Kwan Im
sebagai Goddess of Mercy !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar