Kamis, 25 April 2013

Cai Sin Ya – Dewa Harta

Di antara sekian banyak dewa-dewa, seandainya diadakan pemungutan suara: “Dewa apakah yang paling disukai?” Barangkali 財神爺 Cai Shen Ye {Hok Kian = Cai Sin Ya} akan terpilih dengan mendapatkan suara terbanyak. Walau bagaimanapun, realitas hidup di dunia ini, kebutuhan/tuntutan manusia akan uang/harta, selamanya tidak akan ada habis-habisnya. Sementara baik apakah Cai Shen bisa sungguh-sungguh memberikan kekayaan atau tidak, maupun keberadaan Dewa Harta (Dewa Kekayaan) itu sendiri, sedikit banyak dapat memuaskan fantasi orang banyak terhadap kekayaan.
Dewa Harta yang dipercaya di kalangan rakyat jelata sangat banyak macamnya, ada 文武財神 Wen Wu Cai Shen {Bun Bu Cai Sin} – Dewa Harta Sipil & Militer, 五路財神 Wu Lu Cai Shen {Ngo Lo Cai Sin} – Dewa Harta dari Lima Jalan, 增福財神 Zheng Fu Cai Shen {Tiam Hok Cai Sin} – Dewa Kekayaan Penambah Rezeki, dan lain-lain. 土地公 Tu Di Gong {Tho Tek Kong} – Dewa Bumi adalah Cai Shen yang paling dikenal oleh semua orang.
Cai Sin Ya memiliki wilayah penghormatan yang luas. Sembahyang kepada Cai Shen, selain terdapat di kelenteng-kelenteng, juga terdapat di rumah-rumah penduduk.
Wu Cai Shen (Dewa Kekayaan Militer) adalah 玄壇元帥趙公明 Xuan Tan Yuan Shuai Zhao Gong Ming {Hian Tan Gwan Swe Tio Kong Beng} dan 關公 Guan Gong {Kwan Kong}.
Latar belakang kisah Cai Shen Ye ada beberapa macam versi. Yang paling terkenal adalah Riwayat 趙公明 Zhao Gong Ming {Tio Kong Beng} yang tertulis dalam 封神榜 Feng Shen Bang (Daftar Penganugerahan Dewa-Dewa). Dalam Feng Shen Bang ini diceritakan sebagai berikut:
Kaisar Zhou Wang {Tiu Ong} dari Kerajaan Shang memerintahkan Wen Zhong {Bun Tiong} jendralnya yang terkenal, untuk menyerbu Xi Chi, basis pertahanan pasukan Wen Wang {Bun Ong}. Untuk mencapai tujuannya tersebut, Wen Zhong minta bantuan 6 orang sakti untuk membentuk formasi barisan yang disebut Shi Jue Zhen {Si Ciap Tin} – Sepuluh Barisan Pemusnah. Tapi 姜子牙 Jiang Zi Ya berhasil menghancurkan 6 di antaranya. Melihat kekalahan di pihaknya, Wen Zhong meminta bantuan Zhao Gong Ming yang pada waktu itu sedang bertapa di gua Lou Fu Dong, pegunungan E Mei Shan {Go Bi San}.
Zhao Gong Ming menyatakan kesanggupannya untuk membantu. Pada waktu ia turun gunung, seekor harimau besar menerkam. Harimau itu tak berkutik di bawah tudingan 2 jari tangannya. Kemudian ia mengendarai harimau yang telah diikat lehernya dengan angkin (sejenis kain). Pada dahi si raja hutan tersebut ditempelkan selembar Hu (Surat Jimat). Selanjutnya harimau itu menjadi tunggangannya & tunduk pada perintahnya.
Dengan mengendarai harimau, Zhao Gong Ming bertempur dengan Jiang Zi Ya. Setelah beberapa jurus, Zhao Gong Ming mengeluarkan ruyung saktinya & menghajar Jiang Zi Ya hingga roboh & tewas. Tapi, datanglah Guang Cheng Zi {Kong Sheng Cu} yang lalu menolong Zi Ya sehingga ia hidup kembali. Huang Long Zhen Ren {Wi Liong Cin Jin} keluar untuk bertempur dengan Zhao Gong Ming, tapi ia tertawan oleh tali wasiat Zhao Gong Ming. Chi Jing Zi & Guang Cheng Zi juga terpukul jatuh oleh pertapa dengan banyak kesaktian tersebut.
Kemudian Jiang Zi Ya mendapat bantuan dari Xiao Sheng, seorang sakti dari pegunungan Wu Yi Shan. Semua wasiat dari Zhao Gong Ming berhasil dirampas. Karena merasa malu Zhao Gong Ming kabur ke pulau San Xian Dao (Pulau 3 Dewa) untuk menemui Yun Xiao Niang Niang, seorang petapa wanita yang sakti. Zhao Gong Ming meminjam sebuah gunting wasiat kepada Yun Xiao Niang Niang untuk merebut kembali wasiat-wasiatnya yang dirampas musuh.
Ternyata gunting wasiat itu adalah 2 ekor naga yang berubah wujud, dengan kemampuan yang luar biasa. Banyak dewa-dewa sakti dari pihak Jiang Zi Ya terpotong menjadi 2 bagian & tewas karena pusaka ini. Jiang Zi Ya menjadi gelisah, para prajuritnya juga menjadi gentar. Pada saat yang kritis ini datanglah seorang Taoist dari pegunungan Gun Lun Shan {Kun Lun San} yang bernama Lu Ya. Lu Ya menyuruh Jiang Zi Ya membuat boneka dari rumput. Pada tubuh boneka rumput tersebut diletakkan selembar kertas yang dituliskan nama Zhao Gong Ming. Pada bagian kepala & kaki dipasang masing-masing sebuah pelita kecil. Di depan boneka Zhao Gong Ming tersebut diadakan sembahyangan selama 21 hari berturut-turut. Jiang Zi Ya atas nasehat Lu Ya bersembahyang di situ beberapa hari. Ia terus bersembahyang sampai suatu hari Zhao Gong Ming merasakan jantungnya berdebar-debar, badannya terasa panas dingin tak menentu. Semangat & tenaganya lenyap. Pada hari ke-21, setelah mencuci rambutnya, Jiang Zi Ya mementang busur & mengarahkan anak panah ke mata kiri boneka rumput tersebut. Zhao Gong Ming yang berada di kubu pasukan Shang, mendadak merasa mata kirinya sakit sekali & kemudian menjadi buta. Panah Jiang Zi Ya berikutnya diarahkan ke mata kanan boneka Zhao Gong Ming & panah ketiga diarahkan ke jantungnya. Akhirnya Zhao Gong Ming yang sakti ini tewas terpanah oleh Jiang Zi Ya.
Setelah Wen Wang berhasil menghancurkan pasukan Shang & mendirikan dinasti Zhou, Jiang Zi Ya melaksanakan perintah gurunya untuk mengadakan pelantikan para malaikat. Zhao Gong Ming dianugerahi gelar Jin Long Ru Yi Zheng Yi Long Hu Xuan Tan Zhen Jun yang secara singkat disebut 正一玄壇真君 Zheng Yi Xuan Tan Zhen Jun {Ceng It Hian Than Cin Kun}.  Xuan Tan Zhen Jun mempunyai 4 pengiring yang disebut 財神使者 Cai Shen Shi Zi, Duta Dewa Kekayaan, yaitu :
  1. 招寳天尊蕭升Zhao Bao Tian Zun Xiao Sheng (Malaikat Pemanggil Mestika)
  2. 納珍天尊震寳Na Zhen Tian Zun Zen Bao (Malaikat Pemungut Benda Berharga)
  3. 招財使者陳九公Zhao Chai Shi Zhe Chen Jiu Gong (Duta Pemanggil Kekayaan)
  4. 利市仙官姚少司Li Shi Xian Guan Yao Shao Si (Pejabat Dewa Keuntungan)
Xuan Tan Zhen Jun bersama 4 pengiringnya ini sering ditampilkan secara bersama-sama dalam bentuk gambar & disebut Wu Lu Cai Shen {Ngo Lo Cai Sin} – Dewa Kekayaan dari Lima Jalan.
Dewa Kekayaan ini sering ditampilkan sebagai seorang panglima perang berwajah bengis dengan pakaian perang lengkap, 1 tangan menggenggam ruyung & tangan yang lain membawa sebongkah emas, mengendarai seekor harimau hitam. Ini merupakan gambaran berdasarkan buku Feng Shen Bang tersebut.

Kwan Im Pho Sat – Pria Atau Wanita

Ada umat yang bertanya: “Kwan Im Pho Sat sebetulnya pria atau wanita ???” Ada yang menjawab Kwan Im Pho Sat sebenarnya pria. Namun banyak juga yang menjawab Kwan Im Pho Sat adalah wanita.
Sebenarnya tingkat kesucian Bodhisatva telah berada di atas perbedaan bentuk : pria – wanita, tua – muda, cantik – jelek, kaya – miskin, mulia – hina, dan sebagainya. Dengan kata lain tingkat kesucian Bodhisatva telah menghilangkan perbedaan wujud pria atau wanita. Bodhisatva bisa menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi / keadaan. Seorang Bodhisatva bisa berubah wujud menjadi sesuatu yang sesuai dengan sebab jodoh orang yang memohon pertolongan kepadanya.
Maka Kwan Im Pho Sat bisa berwujud pria, bisa juga berwujud wanita. Semua ini berdasarkan kebutuhan umat manusia yang membutuhkan pertolongannya.
Jauh sebelum agama Buddha disebarkan dari India ke Tiongkok, di Tiongkok Kuno sudah ada kepercayaan kepada seorang Dewi yang welas asih dengan penampilan memakai jubah putih. Pada waktu memasuki Tiongkok pada masa Dinasti Han [ 206 SM – 220 M ), agama Buddha memperkenalkan Bodhisatva Avalokitesvara – 觀自在菩薩 Guan Zi Zai Pu Sa (kemudian dikenal sebagai Kwan Im Pho Sat) sebagai pria.
Mulai zaman Dinasti Tang [ 618 – 907 M ], Kwan Im ditampilkan sebagai wanita. Mungkin ini terpengaruh ajaran Konfusianisme yang telah berurat akar dalam sistem sosial masyarakat pada saat itu. Mereka menganggap tidak layak kalau wanita memohon anak dari seorang Dewata pria. Bagi para umatnya, hal itu dianggap sebagai kehendak dari Kwan Im sendiri untuk mewujudkan dirinya sebagai wanita, agar beliau dapat leluasa dengan kaum wanita yang banyak memohon bantuannya.
Nampaknya perubahan ini terjadi secara perlahan-lahan. Mula-mula Kwan Im ditampilkan sebagai pasangan Avalokitesvara (seperti halnya Dewa-dewa dari India yang selalu berpasangan). Lambat laun oleh para penganutnya di Tiongkok, Dewata pria Avalokitesvara mulai dilupakan. Pada abad ke-12 Masehi, Kwan Im telah dipuja tersendiri sebagai Dewata yang khas Tiongkok, begitu pula Dewata-dewata Buddhis lainnya.
Sebelum masuknya Buddhis ke Tiongkok, kaum wanita di sana telah banyak menghormati para Dewi dari Taoisme yang mereka panggil dengan sebutan 娘娘 Niang Niang {Hok Kian = Nio Nio }, sebagai tempat mereka memohon perlindungan, keselamatan & keturunan. Oleh karena itu ketika muncul Guan Yin, mereka menyebutnya dengan panggilan Niang Niang pula. Sebutan 觀音菩薩 Guan Yin Pu Sa {Hok Kian = Kwan Im Pho Sat} yang sepenuhnya bersifat Buddhisme, di kalangan rakyat Tiongkok akhirnya terkenal dengan sebutan 觀音娘娘 Guan Yin Niang Niang {Kwan Im Nio Nio}.
Tidak hanya sampai di situ, kaum Taois-pun akhirnya ikut pula menghormati, bahkan menempatkannya sejajar dengan Dewi mereka, yaitu 天后聖母 Tian Hou Sheng Mu (Tian Shang Sheng Mu). Nama Taois untuk Guan Yin adalah 慈航道人 Ci Hang Dao Ren {Cu Hang To Jin} yang berarti Dewa Penyelamat Pelayaran.
Demikianlah Guan Yin memperoleh kepopuleran yang jauh melebihi Dewata Buddhisme yang tertinggi – Sakyamuni Buddha, walaupun dalam banyak kelenteng & wihara, Buddha Sakyamuni duduk di altar yang paling terhormat.
E.T.C. Werner dalam bukunya Myths and Legends of China menyebut Dewi Kwan Im sebagai Buddhist Saviour atau Dewi Penyelamat dari Buddhis. Kutipan dari buku tersebut tentang kepercayaan rakyat kepada Dewi Kwan Im adalah sebagai berikut:
Ia disebut Guan Yin karena ia mau mendengarkan ratapan dari dunia & turun memberikan pertolongan. Ia memperoleh sebutan Buddha yang mengusir rasa takut. Jika nama Guan Yin disebut di tengah kobaran api, maka api tak akan dapat membakar. Jika namanya disebut di tengah hempasan ombak yang setinggi gunung, maka air tersebut akan menjadi dangkal. Apabila seorang awak perahu yang tengah dihantam gelombang besar menyebut nama Guan Yin yang Maha Penyayang, maka ia akan selamat sampai tujuan. Di tengah-tengah gemerincingan pedang & tombak di medan perang, apabila menyebut nama Guan Yin akan luputlah ia dari maut. Jika ada iblis yang merasuki ke dalam dirimu, sebutlah nama Guan Yin, maka anda akan memperoleh kedamaian & ketenangan bathin.
Napsu amarah & kebencian akan sirna kalau nama beliau diucapkan. Seorang yang menderita penyakit ingatan akan pulih kembali kalau berdoa dengan penuh ketulusan kepada Guan Yin. Guan Yin yang Maha Pengasih & Penyayang akan memberikan anak bagi para ibu yang mendambakannya, seorang putra yang tampan & seorang putri yang cantik. Seorang yang menyebutkan nama-nama dari 6.200.000 Buddha atau jumlah yang banyak laksana pasir Sungai Gangga, sama nilainya dengan orang lain yang hanya mengucapkan nama Guan Yin sekali saja. Guan Yin dapat muncul dalam wujud Buddha, Pangeran, Bikkhu, Pelajar, Nenek tua, dan lain-lain. Beliau dapat pergi ke negara mana saja, membabarkan ajaran suci ke berbagai penjuru dunia.
Demikianlah seorang Dewi Welas Asih yang Asli Tiongkok menyatu dengan Avalokitesvara, jadilah Dewata Buddhis khas Tiongkok, bahkan ciri-ciri ke-India-annya hilang sama sekali. Kisah Putri Miao Shan (Biao Sian) dalam kisah Lam Hai Kwan Im Cwan Thwan amat dikenal dalam Buddhisme Tiongkok, dan telah menyatu dalam sanubari orang-orang Tionghoa. Kisah Putri Miao Shan yang amat berbakti kepada orangtua ini merupakan cerminan dari kisah Sang Buddha Gautama, di mana beliau meninggalkan keduniawian menjadi pertapa dan sempurna di Gunung Pu To Shan.
Figure Kwan Im yang dekat dengan segala lapisan masyarakat membuatnya amat termashur bahkan melebihi Sang Buddha Gautama sendiri. Dalam perujudannya sebagai Chien Chiu Kwan Im (Kwan Im Tangan Seribu) beliau secara Esotoris seolah-olah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena sanggup mengabulkan semua permohonan umatnya.
Kwan Im Hut Co dikenal luas sebagai Dewi Welas Asih, yang dipuja tidak hanya di kalangan Buddhis saja, tapi juga di kalangan umat Taoisme dan semua lapisan masyarakat awam di pelbagai negara terutama di benua Asia.
Coba kita perhatikan, di setiap kelenteng atau wihara, siapapun yang menjadi Tuan Rumah–nya, misalnya玄壇公 Xian Tan Gong {Hian Than Kong}; 地藏王 Di Zang Wang {Te Cong Ong}; 媽祖 / 天后聖母 Ma Zhu / Tian Hou Sheng Mu {Ma Co / Thien Hou Sing Bo}; 關聖帝君 / 關公 Guan Sheng Di Jun / Guan Gong {Kwan Seng Te Kun / Kwan Kong}; 清元真君 Qing Yuan Zhen Jun {Ceng Guan Ceng Kun}; dan lain-lain, pasti di dalam kelenteng tersebut ada sebuah altar khusus untuk menghormati Kwan Im Hut Co ! Mengapa bisa demikian ? Ini karena Maha Cinta Kasih & Maha Karuna (大慈大悲) beliau. Maka beliau disebut Guan Shi Yin. Bahkan Dunia Barat pun mengenal Dewi Kwan Im sebagai Goddess of Mercy !!!