Ada sepasang Kura-Kura dan Angsa yang
hidup di sebuah telaga yang bernama telaga Kumudawati. Telaga itu sangat
indah serta banyak bunga-bunga berwarna-warni yang tumbuh di sana.
Kura-kura yang jantan bernama Durbhuddhi dan yang betina bernama
Katcapa. Angsa yang jantan bernama Cakrengga dan yang betina bernama
Cakrenggi. Kedua pasang binatang itu sudah lama bersahabat.
Musim kemarau telah tiba, di telaga
telah mulai mengering. Kedua angsa akan berpamitan dengan sahabatnya
karena angsa tidak bisa hidup tanpa air, maka kami akan meninggalkan
telaga Kumdawati ini menuju telaga Manasasaro di pegnungan Himalaya.
Kura-kura tidak bisa melepaskan kepergian kedua sahabatnya itu.
Akhirnya kura-kura memutuskan untuk ikut
bersama dengan angsa. Angsa kemudian mau mengajak kura-kura pergi
bersama dengan dirinya yaitu dengan cara kura-kura menggigit
tengah-tengah kayu dan angsa yang akan memegang ujung-jungnya. Tetapi
dengan persyaratan jangan lengah, janganlah sekali-kali berbicara dan
jangan melihat di
bawah atau jika ada orang yang bertanya jangan sekali menjawab.
Kura-kura lalu berpegangan di tengah-tengah kayu dengan mulutnya,
sedangkan kedua ujung-ujungnya dipegang oleh angsa.
Setelah tepat berada di tanah lapang
Wila Jenggala ada sepasang anjing srigala yang berlindung di bawah pohon
mangga yang jantan bernama Si Nohan dan yang betina Si Bayan. Srigala
betina melihat ke atas dilihatnya angsa terbang membawa sepasang
kura-kura lalu Srigala berkata pada suaminya, ayah cobalah lihat ke atas
betapa aneh angsa terbang membawa sepasang kura-kura. Srigala jantan
menjawab itu bukan kura-kura namun itu adalah kotoran sapi. Demikian
omongan tersebut didengar oleh kura-kura, mendengar kura-kura dibilang
kotoran sapi oleh Srigala, kura-kura lalu marah dan melepaskan
gigitannya pada kayu dan akhirnya kura-kura itu jatuh dan dimakan oleh
srigala. Angsa tinggal dengan perasaan kecewa dan menyayangkan kenapa
kura-kura tidak mau mendengarkan nasehatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar