Ribuan tahun yang silam, di sekitar daerah aliran Sungai Kuning dan
Sungai Yangtze bermukim banyak penduduk marga dan klan, di antaranya
Kaisar Kuning adalah pemimpin klan Youxiong yang paling terkenal di
daerah aliran Sungai Kuning. Ada juga pemimpin klan Shennong yang
bernama Kaisar Yan. Lalu di daerah aliran Sungai Yangtze bermukim etnis
Jiuli, pemimpinnya bernama Chiyou, sangat kekar dan pandai berperang.
Chiyou sering memimpin klannnya yang kuat menyerang dan mengganggu
klan-klan lain.
Sekali peristiwa, Chiyou menduduki daerah Kaisar Yan, dan Kaisar Yan
melarikan diri ke Zhuolu, tempat kedudukan Kaisar Kuning untuk mencari
bantuan. Kaisar Kuning lalu mengajak para pemimpin klan-klan untuk
melancarkan perang melawan Chiyou di padang Zhulu, itulah yang dikenal
dengan “Perang Zhuolu”.
Chiyou memperoleh kemenangan berturut-turut begitu perang dimulai, tapi
kemudian Kaisar Kuning mengundang naga dan binatang-binatang buas lain
yang aneh untuk membantunya melawan Chiyou. Bala tentara Chiyou tak
dapat menahan serangan pasukan Kaisar Kuning dan lari tunggang langgang.
Tak rela kalah perang, Chiyou mengundang Dewa Hujan dan Dewa Angin untuk
membantunya. Kaisar Kuning juga tidak mau kalah. Ia mengundang Dewa
Kemarau dari kayangan untuk membantu dan berhasil mengusir angin dan
hujan. Dalam waktu sekejap, angin dan hujan berhenti, udara menjadi
cerah.
Chiyou membuat kabut tebal dengan ilmu gaib sehingga pasukan Kaisar
Kuning kehilangan arah. Melihat gelagat itu, Kaisar Kuning membuat
kereta kompas membantu pasukan menentukan arah untuk keluar dari kabut.
Kaisar Kuning akhirnya dapat menangkap Chiyou. Khawatir Chiyou berbuat
jahat setelah meninggal, Kaisar Kuning mengubur kepala dan badannya
secara terpisah di dua tempat yang terpisah jauh.
Setelah Chiyou tewas, Kaisar Kuning melukis citranya di atas bendera
tentara untuk menyemangati pasukan dan menakut-nakuti klan lain yang
berani memusuhi.
Kaisar Yan dan Kaisar Kuning pada akhirnya terlibat konflik dan
bertempur di tempat bernama Banquan, dan hasilnya Kaisar Yan kalah, dan
kedua suku yaitu Shennong dan Youxiong berasimililasi menjadi suku
Huaxia.
Generasi-generasi sesudahnya menganggap Kaisar Kuning sebagai nenek
moyang bangsa Huaxia (bangsa Tionghoa). Berhubung klan Kaisar Yan dan
klan Kaisar Kuning adalah kerabat dekat dan kemudian berbaur menjadi
satu, maka orang Tionghoa sering menyebut diri sebagai anak cucu Kaisar
Yan dan Kaisar Kuning.
Kaisar Kuning sendiri adalah seorang ilmuwan jenius. Dia menciptakan
sistem kalender dan mengajarkan rakyatnya cara bertani, berburu, membuat
tempat tinggal sendiri, dan merakit kapal dan gerobak. Atas
perintahnya, penasehatnya, Cangjie membuat aksara pertama di China.
Istrinya, Leizu adalah penenun kain sutra yang handal. Salah satu
ciptaannya bersama penasehatnya, Qibo, dokter kerajaan, yang paling
penting adalah Huangdi Neijing, manual pengobatan yang menjadi sumber
fundamental untuk pengobatan China selama dua millenium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar